Jumat, 10 Agustus 2012

KU TAK TAU APA YANG KU MAU

PEKERJAAN.

Setelah kita lulus dari SEKOLAH, mulailah seorang manusia masuk ke dalam suatu fase kehidupan lain; mencari PEKERJAAN. Dan hal itu yang saya rasakan saat ini. Lulus dari fase belajar pada Bulan Maret 2012 kemarin mau tidak mau mendorong saya untuk memasuki fase selanjutnya; yaitu : MENCARI PEKERJAAN.

Banyak orang berpikir mencari pekerjaan itu sulit, mencari pekerjaan tidak gampang. Oiyakah? Lalu apa yang harus saya lakukan ketika saya akan mencari pekerjaan?

Banyak orang termasuk saat itu orang tua saya sendiri berkata, 
"Kowe to nduk, yen arep nggolek kerja, entek sandal jepit 10-15 gawe wira-wiri ora bakal entuk. Jaman saiki, kerjo iku kudu nduwe chanel. Ora gampang wong anyar melbu. Kowe mending manut Bapak Ibumu lak mesti kepenak. Kerja sing cedak-cedak wae."

(Kamu to nduk, kalo mau cari kerja, habis sandal jepit 10-15 buat kesana-kemari nggak mungkin dapat. Jaman sekarang, kerja itu harus punya chanel. Tidak gampang orang baru masuk. Kamu mendingan nurut sama Bapak Ibu aja kan pasti enak. Kerja yang dekat-dekat aja. "

Itu pesan yang beliau titip pesankan kepada anaknya yang baru saja lulus. Baik, terima kasih. Dalam hati, saya berpikir apakah sesulit itukah orang mencari pekerjaan? apakah ketika kita menjadi orang baru yang akan terjun ke dunia pekerjaan haruslah menjadi  seorang pesimis terlebih dahulu agar dikemudian hari menjadi orang sukses?

Lalu saya pergi ke seorang teman dan bertanya kembali tentang mencari pekerjaan. Kali ini dengan pertanyaan yang hampir sama.
"Ah.. mau kerja dimana ya. Bingung nih? Kalau kamu?"

Teman menjawab, "Kerja apa aja yang penting kamu suka dibidang itu. Dan, alangkah lebih baik baik kalau kita itu merantau. Karena orang sukses itu kebanyakan yang mau keluar dari wilayahnya sendiri. Keluar dari zona nyaman."

Saya kembali berpikir mengenai jawaban tadi. Benar juga ya, apalagi aku harus kembali ke rumah. Pasti akan sangat tidak nyaman. Merantau sejak kelas 3 SMP membuatku hidup dengan mandiri. Apa jadinya nanti kalo pulang ke rumah? Bosan, banyak aturan. Itu pasti.
Atau, jangan-jangan alasan inilah yang membuat orang tua menasehati seperti itu dalam mencari pekerjaan? Agar saya tidak pergi kemana-mana lagi?


Akhirnya dengan berat hari saya menerima tawaran orang tua untuk bekerja di sebuah bimbel X di wilayah Kabupaten Temanggung. Berkat rekemondasi dari orang tua, saya bisa masuk disitu tanpa di wawancara.
Aneh memang, dan lebih lagi, bisa dikatakan tidak professional. Dan memang itulah yang terjadi selanjutnya.

Terdidik selama bertahun-tahun dalam Lembaga Kemahasiswaan UKSW, dari menjadi kuli angkut hingga akhirnya menjadi salah satu ketua bidang membuatku selalu ingin kerja secara professional, sesuai jobsdisc. Tapi apa daya, ilmu apa yang saya pelajari, tak dapat saya teruskan disini, di bimbel yang masuk tanpa wawancara.
Gaji kecil, transportaion expense tinggi karena harus gonta-ganti angkot hingga 4 - 5 kali  membuat saya angkat tangan. Tepat pada bulan Kedua selesai, saya mengundurkan diri. Resmi, saya bekerja mulai bulan April hingga Mei 2012. Di saat itulah, tawaran mengajar datang dari sebuah bimbel terkenal di Salatiga. Bimbel impian tempat aku bekerja. Akan tetapi, harapan tinggal harapan. Apa yang ingin ku lakukan tidak dapat terlaksana karena hal Ibu sakit. Mungkin untuk saat ini belum. Semoga suatu saat. Tapi bagaimanapun, hal itu cukup membuatku down. Patah semangat untuk sesaat. 

But, Life must go on.

Sebelum berganti ke tempat kerja selanjutnya saya menganggur lebih dari 2 bulan. Sungguh sangat menyenangkan! Kita dapat melakukan hal apa saja yang kita ingin lakukan, tidur bangun siang, pergi maen ke sana-kemari, nonton film, memasak, ahh pokoknya menyenangkan! Kebebasanku serasa kembali! Hanya saja, saat ini tidak ada teman untuk berbagi meskipun dapat melakukan hal yang kita sukai dapat membantu mengobati rasa kecewa untuk sesaat.


Bulan Juli, setelah mendapat surat pernyataaan diterima sebagai guru SD, saya mulai bekerja kembali. Kali ini, saya bekerja di SD tempat saya bersekolah dulu yaitu Yayasan SD X. Di tempat kerja ini, saya menemukan tantangan yang berbeda dari tempat kerja saya di awal. Apabila ditempat kerja saya selalu berhubungan dengan "ketidakprofesionalitasan" dan orang yang tidak berpengalaman, kalo sekarang saya harus berhubungan dengan "penggojlokan".

Mengapa demikian?

Secara umum, sebagian guru besar disini adalah mantan guru-guru saya waktu SD, dan secara sepihak saya bisa bilang bahwa mereka masih cukup canggung untuk menerima murid didikannya dahulu sebagai tempat kerja mereka. Oleh sebab itu, mereka menganggap saya masih anak ingusan yang "nggak" diperhatikan. Jadi ditahap awal ini, saya mengkategorikannya sebagai sebuah "penggojlokan anak ingusan".

Mari kita lihat kedepannya, seperti apakah tantangan saya di depan. Apakah memang pekerjaan ini yang saya mau, atau ...?

Karena, apa yang aku mau saat ini, aku tak tahu.
Biarkan aliran kehidupan mengarahkanku untuk sesaat.


Parakan, 11 Agustus 2012